BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA
2.1.1
Alasan
Teoritis Media Pembelajaran.
Media
merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain, tujuan, materi,
metode, dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan
media.
Alasan
pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran
sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri
atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Upaya
untuk mewujudkan tujuan pembelajaran
ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan
karakteristik siswa. Setiap komponen dalam pembelajaran saling berkaitan satu sama
lain, saling berinteraksi, saling berhubungan, saling terobos dan saling
ketergantungan.
Penggunaan
media akan meningkatkan kebermaknaan ( meaningful learning ) hasil belajar.
Dengan demikian, pemilihan media menjadi penting artinya dan ini menjadi alasan
teoritis mendasar dalam pemilihan media.
Pentingnya
pemilihan media dengan melihat kedudukan media dalam pembelajaran dapat dilihat
dengan model system pembelajaran yang dikemukakan oleh Gerlach dan Elly,
sebagai berikut :
Sistem Pembelajaran Gerlach dan Elly
Prosedur
pengembangan pembelajaran menurut Gerlach dan Elly dengan menggunakan
pendekatan sistem dapat dijelaskan bahwa perumusan tujuan intruksional
merupakan langkah pertama dalam merencanakan pembelajaran sebagai rumusan
tingkah laku yang harus dimiliki oleh siswa setelah selesai mengikuti
pembelajaran. Langkah kedua adalah merinci materi pembelajaran yang diharapkan
dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perlu juga dilakukan
tes “entering behaviourlevel” yaitu untuk mengetahui kemampuan awal
yangdimiliki siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk
menentukan dari mana guru harus mengawali pembelajaran.
Tujuan,
isi dan entery behavior level menjadi dasar untuk menetapkan komponen
pembelajaran yang lainnya, yaitu : menentukan strategi yang harus sesuai dengan
karakteristik tujuan maupun materi yang diberikan juga termasuk mengatur dan
mengelompok siswa. Pengelompokan siswa diselaraskan dengan waktu yang tersedia,
dan ruang belajar yang tersedia. Penentuan media yang akan digunakan merupakan
langkah selanjutnya. Menentukan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran
disesuaikan dengan tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan fasilitas
pendukung lainnya. Seluruh kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penilaian
terhadap penampilan (performance) siswa disesuaikan dengan tujuan yang
ditetapkan, dari penilaian ini guru dapat menentukan umpan balik untuk
melakukan revisi rencana dan pelaksanaan pembelajaran.
Pengkajian
system pembelajaran yang dikembangkan oleh gerlach dan elly tersebut
menempatkan komponren media sebagai bagian integral dalam keseluruhan system
pembelajaran. Dengan demikian secara teoritis model tersebut menjadi dasar
alasan mengapa kita perlu melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki
kesesuaian dengan tujuan ( specification of objective), kesesuaian dengan isi
(specification of content), strategi pembelajaran (determination of strategy)
dan waktu yang tersedia (allocation of time)
2.1.2
Alasan
Praktis Pemilihan Media
Terdapat
beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman
(1996:84) sebagai berikut :
a. Demonstration.
Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah
konsep, alat, objek , kegunaan, cara mengoprasikan dan lain-lain. Media
berfungsi sebagai alat peraga dan pembelajaran.
b. Falmiliarity.
Penggunaan media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan
media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah
menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan
untuk mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus
menerus ia menggunakan media yang sama. Media yang baik adalah bersifat
kotekstual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Alasan
familiarity tentu saja tidak selamanya tepat, jika tidak memperhatikan
tujuannya. Meski demikian alasan ini cukup banyak terjadi dalam pembelajaran.
c. Clarity.
Untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan
memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek
pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunakan media atau tanpa media,
metode yang digunakan dengan metode ceramah (ekspository), cara seperti memang
menguasai materi, maka pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah
pembelajaran seperti ini akan berhasil? Cara pembelajaran seperti ini bersifat
verbalistis. Informasi yang disampaikan guru tidak bersifat konkrit, jika guru
tidak mampu secara spesifik dan detail menjelaskan pesan pembelajaran, maka
verbalistis akan terjadi. Misalnya seorang guru IPA di Sekolah Dasar
menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup, diantaranya bahwa makhluk hidup dapat
bernafas dengan insang dan paru-paru. Jika guru tidak cermat mengemas informasi
dengan baik hanya berceramah saja maka siswa yang tidak pernah tahu
bentukinsang dan paru-paru akan membayangkan bentuk-bentuk yang tidak sesuai
kenyataan. Disinilah peran media untuk membuat informasi lebih jelas dan
konkrit sesuai kenyataan.
d. Active
Learning. Guru mengupayakan agar
siswa harus berperan aktif secara fisik, mental dan emosional. Guru tidak
selamanya mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan
lain-lain namun diperlukan media untuk menarik minat dan gairah belajar siswa.
Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of conveying
instructional content.....book, films, videotapes, etc. Briggs juga
menyatakan bahwa media adalah alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik
supaya terjadi proses belajar. Sedangkan untuk efektifitas belajar, Brown
(1970) berpendapat bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat
mempengaruhi efektifitas program belajar mengajar. Contohnya guru memanfaatkan
media CD Interaktif untuk mengajarkan materi fisika. Dengan CD Interaktif
seorang siswa dapat lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian
belajar, guru hanya mengamati, dan mereviu penguasaan materi siswa.
Keberadaan media dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan
yang sudah ada, baik media realita yaitu media alami yang tersedia di alam
sekitarnya. Media juga didapatkan dengan cara membeli. Membeli berarti tdak
terjadi desain oleh pengguna, media yang sudah ada langsung dimanfaatkan oleh
pengguna.
Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan
kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik
pembelajaran. Arif sadiman mengemukakan beberapa pertimbangan yang dapat
dijadikan rujukan untuk membeli media, hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
·
Pertanyaan
pertama mempermasalahkan tentang kesesuaian antara media
dan tujuan, pertanyaan ini ditempatkan paling awal karena dasar pokok pemilihan
media adalah kesesuaian dengan tujuan.
·
Pertanyaan
kedua, mengingatkan bahwa media harus disertai dengan
informasi petunjuk penggunaan media, yang disebut manual book. Informasi ini
penting karena pengguna tidak semuanya dapat langsung menggunakan media dengan
benar. Beberapa media tertentu, misalnya media elektronik diperlukan juga
informasi petunjuk pengoperasian dan cara pemeliharaan (maintenance). Contohnya
OHP, LCD Projector dan kamera foto/video sering mengalami kerusakan, padahal
belum lama dibeli, kerusakan sering terjadi pada lensa dan kerusakan mekanik,
hal ini terjadi karena pengguna tidak mengetahui cara pemeliharaan media.
·
Pertanyaan
ketiga, pembentukan tim ahli dilakukan jika sekolah akan
mengadakan media dalam jumlah yang banyak sehingga membutuhkan biaya besar,
untuk menghindari ketidakcocokan media tersebu, maka sebaiknya sekolah
membentuk tim yang terdiri dari ahli media (media specialist) dan guru sebagai
pengguna yang juga menguasai materi pelajaran (content specialist).
·
Pertanyaan
keempat adalah apakah terdapat media di pasaran yang telah
divalidasi atau diujicoba? Sebaik-baik media adalah telah dilakukan validasi,
sebab proses validasi dilakukan menggunakan prosedur ilmiah yang hasilnya tidak
perlu diragukan lagi.
·
Pertanyaan
kelima adalah apakah media terssebut boleh direviu
terlebih dahulu sebelum membeli? Hal ini kaitannya dengan pertanyaan ketiga
ketika pihak sekolah akan membentuk tim, proses pembentukan tim ini dilakukan
jika media yang dibeli diperbolehkan untuk direviu.
·
Pertanyaan
keenam adalah apakah terdapat format reviu yang sudah
dibakukan? Pertanyaan tersebut menjadi penting, karena salah satu syarat uji
validitas adalah menggunakan instrumen yang juga sudah valid. instrumen yang
sudah valid dan sudah dibakukan dapat digunakan oleh siapa saja, tidak harus
melibatkan tim ahli lagi.
2.1.3
KRITERIA
PEMILIHAN MEDIA
A. Kriteria umum pemiihan media
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa
beberapa pertimbangan mengapa orang melakukan pemiihan media. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat
terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Mc.M. Connel
(1974) dengan tegas mengaakan “if the medium fits use it” artinya jika media
sesuai maka gunakanlah. Dengan demikian cukup sederhana bukan? Namun demikian
dalam aplikasinya tidak sesederhana bukan? Namun demikian dalam apikasinya
tidak sesederhana itu, diperlukan satu pengkajian yang mendalam untuk sampai
pada ketepatan dalam memilih media. Pertanyaan mendasar kemudian adalah unuk
memperoleh kesesuaian tersebut, apakah yang menjadi indikaor atau kriterianya?
Jawaban atas pertanyaan tersebut tidaklah mudah, namun diperlukan analisis
terhadap fakor- fakor yang mempengaruhi kesesuaian media. Diantara fakor yang
perlu diperhatikan diantaranya : tujuan
pembelajaran, krakerisik siswa, modalias belajar siswa (auditif, visual, dan kineseik), lingkungan,
ketersediaan fasilias pendukung dan lain-lain.
Ada beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media.
Namun secara teoritik bahwa setiap media memiiki kelebihan dan kelemahan yang
akan memberikan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran. Sejalan
dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian
integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi
beberapa krieria umum sebagai berikut :
1. Kesesuaian
dengan tujuan
2. Kesesuaian
dengan materi pembelajaran
3. Kesesuaian
dengan karakerisik pembelajar atau siswa
4. Kesesuaian
dengan teori
5. Kesesuaian
dengan gaya beajar siswa
6.
Kesesuaian dengan kondisi ingkungan,
fasilias, pendukung, dan waku yang tersedia
Kriteria pertama, kesesuaian dengan
tujuan( instructional goals). Perlu dikaji tujuan pembeajaran apa yang ingin dicapai
dalam suatu kegiaan pembelajaran. Dari kajian tujuan insrukusional umum (TIU)
atau tujuan insrukusional khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok
guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu analisis dapat diarahkan pada
aksonomi tujuan dari boom, dkk apakah tujuan itu bersifat kognitif,afektif, dan
psikomotorik. Begitu hanya dalam kurikulum berbasis kompetisi (2006), kriteria
pemilihan media didasarkan atas kesesuaiannya dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar terutama indikator. Sebagai conoh lihatlah penggalan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) berikut ini yang diambil dari kurikulum 2006.
Mata pelajaran : Teknologi informasi dan
komunikasi
Kelas : X
Semester : 1
Standar
kompetensi : menggunakan sisem
oprasi (operaing system ) untuk
manajemen file dan periferal
Kompetensi
dasar
|
Materi
pokok
|
Pengalaman
beajar
|
Indikator
pencapaian
|
Media
yang dipilih
|
Melakukan
oprasi dasar komputer menggunakan OS
|
Peran
OS dalam komputer
|
·
Mencermati prosedur menghidupkan
serta memainkan komputer
·
Mengikui penjeasan peran OS pada
program kompuer
·
Mengamati secara teliti
perintah-perintah OS yang ada
|
·
Mendemosasikan prosedur baku ,
menghidupkan dan memaikan komputer
·
Menunjukan posisi OS dan program
aplikasi yang terpasang
·
Mendeskripsikan perintah OS yang
terpasang
·
Mengelola program apilkasi yang
sedang berjalan
|
Komputer
dan sofware sisem oprasi
|
Secara ekspisi tujuan pembelajaran
akan ditemukan dalam rencana pembelajaran seperti diatas. Dari kolom diatas,
dapat kita cermati jika sebuah pembelajaran TIK akan dilaksanakan dengan
indikator seperti tampak diatas, maka indikator media yang sesuai adalah apa
yang dibutuhkan dalam indikator, jika indikatornya adalah mencermai prosedur
menghidupkan serta memainkan komputer, mengikuti penjelasan peran OS pada
program komputer, mengamai secara teliti perintah- perintah OS yang ada. Maka
media yang tepat adalah seperangkat hardware komputer dan satu cd sofware
operating system.
Krieria kedua, Kesesuaian dengan materi pembelajaran(instructional
conen), yaitu bahan aau kajian apa yang akan diajarkan pada program
pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan
tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kia
bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebu.
Contohnya dapat dilihat pada kolom kriteria dua diatas. Di sana tertera dengan
jelas materi pembelajaran, misalnya “peran OS dalam kompuer” dengan demikian
media yang dianggap tepat adalah sesuai dengan materi yang diajarkan, jika
pokok materinya itu maka komputer merupakan media yang dianggap paling tepat.
Krieria ketiga, kesesuaian dengan
karakerisik pembelajar/siswa, dalam hal ini media harusnya familiar dengan
karakerisiknya siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan
digunakan. Hal lainnya karakerisik siswa, baik secara kuantitatif ataupun
kualitatif (kuaias, ciri, dan kebiasaan ain) dari siswa erhadap media yang akan
digunakan. Erdapa media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok
untuk siswa yang lain. Misalnya, seorang guru tidak akan menggunakan media
video atau film walaupun media tersebut umum dipandang baik apabila akan
diajarkan pada siswa yang memiilki gangguan pada indra penglihatannya. Demikian
juga untuk media audio untuk siswa yang mengalami gangguan pendengaran. Dengan
demikian pemilihan media harus melihat kondisi siswa secara fisik teruama
keberfungsian alat indra yang dimiikinya. Selain pertimbangan tersebut perlu
juga diperhatikan aspek kemampuan awal siswa, budaya maupun kebiasaan siswa.
Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari respon negatif siswa, serta
kesenjangan pemahaman antara pemahaman yang dimiiki pesera didik sebagai hasil
belajarnya dengan isi materi yang terdapat pada media tersebut.
Krieria keempat, kesesuaian dengan
teori. Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media
yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap
paling suka dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari
penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media bukan
pula karena alasan selingan atau hiburan semata. Melainkan media harus
merupakan bagian dari keselruhan proses
pembelajaran, yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivias
pembelajaran.
Kriteria kelima, kesesuaian dengan
gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa,
bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Bobbi De
Poer(1999:117) daam buku “quantum learning mengemukakan terdapat tiga gaya
belajar siswa, yaitu: tipe visual, auditorial,dan kinestetik
Kriteria keenam, kesesuaian dengan
kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia.bagaimana
bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang
tersedia, maka kurang efektif. Misanya guru ipa merencanakan untuk mengadakan
pembelajran dengan memanfaatkan tv edu, tentu saja guru tersebut harus
mengalokasikan waku yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam tv edu tersebut.
Media juga terkait dengan user atau penggunaaanya dalam hal ini guru, jika guru
tidak memiliki kamanpuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik, maka
akan sia-sia, begitu hanya dengan fasilitas lainnya. Misalnya sekolah disebuah
desa terpencil memberi perangkat komputer untuk mata pelajaran TIK, namun hal
itu menjadi tidak berfungsi dengan baik, karena ternyata disekolah tersebut
belum terpasang lisrik.
B.
Kriteria
Khusus Pemilihan Media
Ericson
(1993) memberi saran dalam mengembangkan kriteria pemilihan media dalam bentuk
check list sebagai berikut :
NO
|
PERTANYAAN
|
KET
|
1
|
Apakah
materinya penting dan berguna bagi siswa?
|
|
2
|
Apakah
dapat menarik minat siswa untuk belajar?
|
|
3
|
Apakah
ada kaitannya dan mengena secara langsung dengan tujuan pembelajaran?
|
|
4
|
Bagaimana
format penyajiannya diatur? Apakah memenuhi tata urutan yang teratur?
|
|
5
|
Bagaimana
dengan materinya, mutakhir atau authentik?
|
|
6
|
Apakah
konsep dan kecermatannya terjamin secara jelas?
|
|
7
|
Apakah
isi dan presentasinya memenuhi standar?
|
|
8
|
Apakah
penyajiannya objektif?
|
|
9
|
Apakah
bahannya memenuhi standar kualitas teknis?
|
|
10
|
Apakah
bahan tersebut sudah melalui pemantapan uji coba atau validasi?
|
Sejumlah
kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita
rumuskan dalam satu kata “ACTION”,yaitu akronim dari ; access, cost,
technology, interactivity, organization, dan novelty.
ACCESS
Kemudahan akses menjadi
pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu
tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin
menggunakan media internet perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada
saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangut aspek kebijakan
misalnya apakah murid diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung
ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan
yang lebih penting untuk murid. Murid harus dapat memperoleh akses. Dalam hal
ini media harus merupakan bagian dalam interaksi dan aktifitas siswa, bukan
hanya guru yang menggunakan media tersebut.
COST
Biaya juga harus dipertimbangkan.
Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih
biasanya cenderung mahal namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan
aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah
media akan semakin menurun. Media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru
kreatif dan menguasai betul materi pelajaran maka akan memanfaatkan
objek-obejek utuk dijadikan sebagai media dengan biaya yang murah namun
efektif.
TECHNOLOGI
Mungkin saja kita tertarik kepada
satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah technologinya tersedia
dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual
dikelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup
dan sesuai?
INTERACTIVITY
Media yang baik adalah yang dapat
memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan
pembelajaran yang dikembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan
tujuan pembelajaran tersebut. Jadikan media itu sebagai alat bantu siswa
beraktivitas, misalnya puzzel untuk anak SD, siswa dapat menggunakannya
sendiri, menyusun gambar hingga lengkap, flash card dapat dikondisikan dalam
bentuk permainan dan semua siswa terlibat baik secara fisik, intelektual,
maupun mental.
ORGANIZATION
Pertimbangan yang juga penting
adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan
mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah disekolah ini tersedia satu
unit yang disebut pusat sumber belajar?
NOVELTY
Kebaruan dari media yang dipilih
juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan
lebih menarik bagi siswa. Diantara media yang relatif baru adalah media yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi khususnya penggunaan internet.
2.2 PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA
PEMBELAJARAN
A.
Format
Pemilihan Media
Prosedur
dalam memilih media secara umum terbagi dalam dua format, Arif Sadiman (1996:
87) mengemukakan dua format tersebut, yaitu flowchart,
matrik dan checklist. Format
flowchart menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam pengambilan
keputusan pemilihan, jika salah satu ber-opsi tidak maka gugur dan berpindah
pada langkah selanjutnya. Format matrik menangguhkan proses keputusan pemilihan
sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Format checklist sama denga format
matrik, yaitu menangguhkan proses keputusan pemilihan sampai semua kriterianya
dipertimbangkan. Dilihat dari penggunaannya dilapangan, model ckechlist lebih
banyak digunakan sebagai bentuk baku sebagai pedoman dalam pemilihan media.
B.
Format
Flowchart
Cabaceiros
dalam Arif Sadiman (1996: 87) memberikan contoh model flowchart.
Proses
pemilihan media dengan mengikuti alur/ flow
dengan sistem pengguguran sampai pada satu keputusan akhir membeli atau tidak
media tersebut. Misalnya pada suatu bagan terdapat permintaan pengadaan media
bentuk film atau pihak sekolah menginginkan untuk pengadaan media film. Langkah
pertama adalah mempertanyakan ada atau tidak media tersebut, jika ternyata
sekolah sudah memilikinya maka dengan sendirinya sekolah tidak jadi membeli
media film, namun ada pertanyaan untuk membeli media lain, jika ternyata tidak
disetujui berarti pembelian media tidak jadi dilakukan.apabila ternyata pihak
sekolah tidak memiiki dan disetujui pimpinan sekolah maka selanjutnya masuk
pada alur yang mempertanyakan keberadaan dana yang dimiliki sekolah, apabila
dana ada dan mencukupi selanjutnya megajukan permohonan pembelian dengan
meimilih media film melalui katalog media. Sebaiknya sekolah meminta pihak
penjual untuk diadakan review media untuk dilakukan evaluasi, dan hasil dari
evaluasi itu menjadi keputusan akhir antara membeli atau tidak. Jika hasil
evaluasi menunjukan kesesuaian media maka sekolah langsung mengusulkan untuk
jadi membeli, jika hasil evaluasi menunjukkan ketidak sesuaian, maka tidak
perlu membeli, bahkan perlu dicegah untuk, sebab kalau tidak jadi dibelipun sekolah
mengalami kerugian dan tidak efisien.
Pemilihan
Media untuk Belajar Mandiri (Gangne dan Reiser)
Gagne
berpendapat bahwa pemilihan media harus berasarkan atas analisis terhadap
tujuan pembelajaran. Berdasarkan kajian diatas menunjukkan bahwa pemilihan media
didasarkan atas karakteristik tujuan, apakah tujuan tersebut bersifat
penguasaan sikap verbal? Jika ya, maka kita harus mamilih media yang
berorientasi untuk penanaman sikap, seperti: film, film bingkai, kaset dan
video. Apabila tujuan pembelajaran tidak pada penguasaan sikap namun verbal
maka pilihannya apakah bersifat visual atau tidak. Jika visual maka media yang
cocok adalah terks bergambar, film bingkai, film rangkai, dan film. Apabila
tidak dalam bentuk visual maka pilihannya audio dengan media cetak. Selain
tujuan bersifat penguasaan sikap juga keterampilan. Apabila keterampilan berupa
fisik maka media yang cocok adalah alat berlatih, sedangkan apabila
keterampilantidak bersifat fisik maka pilihan medianya adalah komputer, belajar
terprogram, CBI, dan TV interaktif.
Pembelajaran
di sekolah dasar sudah dimungkinkan untuk menggunakan pembelajaran mandiri,
misalnya dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif dengan kemasan sederhana
dan pengawasan dari guru. Jika ada permintaan untuk menggunakan media tersebut,
perlu dianalisis dengan pola tersebut.
Pemilihan
media untuk belajar mandiri (Gagne dan Reiser)
Gegne berpendapat bahwa pemilihan
media harus berdasarkan atas analisis terhadap tujuan pembelajaran. Dari bagan
tersebut menunjukkan bahwa pemilihan media diadasarkan atas karakteristik
tujuan bersifat penguasaan sikap verbal atu tidak. Pola tersebut bisa dijadikan
analisis jika pembelajaran di sekolah dasar sudah dimungkinkan untuk
menggunakan pembelajaran mandiri.
C.
Format
Matriks
Format matriks berbentuk kolom yang
mengkaitkan dan mencocokkan satu variabel media dengan variabel lainnya. Jika
pada tabel terdapat aspek yang dianalisis kesesuaiannya adalah media dengan
pembelajarannya, maka variabel yang termasuk pengendalian diantaranya portabel.
Portabel adalah kemudahan media
tersebut untuk dipindahkan, dalam kata lain portabel berarti kepraktisan media
tersebut untuk digunakan. Aspek lain yang termasuk pengendalian media adalah
siap digunakan setiap saat artinya tidak tergantung pada aspek lain,
terkendali, dapat digunakan secara mandiri artinya siswa pada saat menggunakan
media tersebut tidak selamanya tergantung pada guru namun dapat digunakan oleh
siswa.
Yang harus di lihat pertama kali
ketika menggunakan matrik adalah aspek pengendalian dari media tersebut. Cara
kedua dapat juga berangkat dari media yang dipilih, kemudian di cocokan dengan
karakteristiknya terutama aspek pengendalian dari media tersebut, dengan
sendirinya jika media tersebut ternyata tidak sesuai dengan karakteristik yang
dibutuhkan maka tidak akan dipilih dan digunakan. Selain pemilihan media dengan
menggunakan format matrik juga dapat menggunakan indikator/variabel lain,
misalnya membuat indikator media dilihat dari segi kelebihan media tersebut
dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
D.
Format Checklist
Format
evaluasi terhadap media dapat menggunakan checklist (memberikan penilaian
dengan memberi tanda dan memberi nilai pada rentang penilaian media). Kita
tinggal mengisi data yang tersedia, memilih media yang dievaluasi dan
melingkari nomor skala yang mendekati penilaian kebutuhan media yang dapat
disesuaikan dengan keperluan sekolah tertentu.
2.3 PROSEDUR PEMILIHAN MODEL ASSURE
Pemilihan
media dapat menggunakan pola ASSURE model dari Heinich, Molenda dan Russel.
Menurut model ini apabila kita ingin mengikuti model ASSURE kita harus memenuhi
prosedur tahap-tahap berikut ini.
A.
Analisis Learner Characteristics
Ini
merupakan tahap pertama. Tahap pertama ini adalah melakukan analisis terhadap
karakteristik siswa. Karakteristik siswa dibagi menjadi dua, yaitu umum dan
khusus. Karakteristik umum ini berkaitan dengan usia, pengalaman belajar, latar
belakang keluarga, sosial budaya dan ekonomi. Karakteristik khusus ini
berkenaan dengan pengetahuan, skill dan sikap siswa tersebut. Secara
psikologis, pada masa anak sekolah dasar, anak menuntut informasi yang konkrit,
jelas, sederhana dengan pembelajaran yang menyenangkan. Pelajaran menyenangkan
ini sangat berpengaruh pada keterampilan berpikir siswa. Keterampilan berpikir
ini dibagi menjadi dua yaitu keterampilan berpikir dasar (berpikir rasional
dari proses mental sederhana menuju yang lebih kompleks) dan keterampilan
berpikir kompleks (perpaduan antara berpikir rasional dan berpikir kompleks)
B.
State Objectives
Langkah
selanjutnya yaitu menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
diharapkan tercapai. Tujuan atau kompetensi dasar ini berupa: (1) Standar
Kompetensi Peserta Didik (ukuran kemampuan minumal yang mencakup kemampuan).
(2) Kompetenai Dasar (penjabaran kompetensi peserta didik yang cakupan
materinya lebih sempit). (3) Indikator pencapaian (merupakan pencapaian hasil
belajar).
Kompetensi
dibagi menjadi lima macam yaitu:
a. Kompetensi
kognitif
b. Kompetensi
afektif
c. Kompetensi
penampilan
d. Kompetensi
produk
e.
kompetensi eksploratif
C.
Select, Modify or Design materials
Selanjutnya
adalah kegiatan memilih media, modifikasi media yang sudah ada atau merancang
sendiri sesuai kebutuhan. Jenismedia yang dipilih yakni: audio, ctak,
audio-cetak proyeksi visual diam, proyek visual diam dengan audio, visual
gerak, visual gerak dengan audio, benda dan komputer.
D.
Utilize Materials
Setelah
media dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan
pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media: siapkan waktu yang cukup untuk
pemasangan alat media, patikan media tersebut dapat digunakan dengan cara
dicoba telebih dahulu.
D.
Require Learner Response
Selanjutnya
perlu diperhatikan bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran tersebut.
Kita harus ingat, bahwa pembuatan media itu haus yang dipahami, dimengerti dan
memudahkan siswa. Media tidak hanya kemasan saja, namun harus bisa menyampaikan
pesan. Respon siswa ini ada negatif dan positif. Respon siswa dapat dilihat
dari ekspresinya. Untuk mengetahui respon siswa, guru dapat menanyakan secara
langsung atau membagikan angket tentang media pembelajaran tersebut.
E.
Evaluate
Tahap
teakhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan evaluasi. Evaluasi
pada hakikatnya merupakan sesuatu proses pembuatan keoutusan tentang nilai
suatu objek. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa sampai dimana
mereka memahaminya. Evaluasi bertujuan untuk:
1. mengetahui
tingkat pencapaian kompetensi siswa
2. mengukur
pertumbuhan dan perkembangan siswa
3. mendiagnosis
kesulitan belajar siswa
4. mengetahui
hasil pembelajaran
5. mengetahui
pencapaian kurikulum
6. mendorong
siswa untuk belajar
7. mendorong
guru untuk belajar lebih baik.
Dengan demikian, penilaian berfungsi untuk kepentingan
siswa dan guru.
2.4
PROSEDUR PEMILIHAN MODEL ANDERSON
- Langkah awal adalah menentukan karakteristik pesan yang akan disampaikan, apakah pesan tersebut berupa fakta, konsep, gagasan, hukum, teori yang sifatnya konseptual.
- Tahap dua, mengkaji bagaimana metode yang teoat sesuai dengan karakteristik pembelajaran.
- Pesan pembelajaran perlu dianalisis lebih oprasional terutama kaitannya dengan karakteristik tujuan.
- Menentukan media pembelajaran yang cocok dengan tujuan yang seuai dengan karakteristik siswa.
- Evaluasi pakah media tersebut cocok atau tudak untuk siswa.
- Melakukan perencanaan untuk pengembangan dan produksi media.
1 komentar:
Permanently Replaced in the UK - Titanium Magnetic Engineering
It is a high quality, fully reversible replica of the famous Golden ridge titanium wallet Spade (Gold), galaxy watch 3 titanium which is ford focus titanium hatchback approximately 1,200 titanium gold times smaller than the titanium flash mica original,
Posting Komentar