Jumat, 11 Oktober 2013

MAKALAH TEKNIK PEMILIHAN MEDIA


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MEDIA
2.1.1        Alasan Teoritis Media Pembelajaran.
Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain, tujuan, materi, metode, dan evaluasi, maka sudah seharusnya dalam pembelajaran guru menggunakan media.
Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang didalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Upaya untuk  mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan karakteristik siswa. Setiap komponen dalam pembelajaran saling berkaitan satu sama lain, saling berinteraksi, saling berhubungan, saling terobos dan saling ketergantungan.
Penggunaan media akan meningkatkan kebermaknaan ( meaningful learning ) hasil belajar. Dengan demikian, pemilihan media menjadi penting artinya dan ini menjadi alasan teoritis mendasar dalam pemilihan media.
Pentingnya pemilihan media dengan melihat kedudukan media dalam pembelajaran dapat dilihat dengan model system pembelajaran yang dikemukakan oleh Gerlach dan Elly, sebagai berikut :


 










Sistem Pembelajaran Gerlach dan Elly
              Prosedur pengembangan pembelajaran menurut Gerlach dan Elly dengan menggunakan pendekatan sistem dapat dijelaskan bahwa perumusan tujuan intruksional merupakan langkah pertama dalam merencanakan pembelajaran sebagai rumusan tingkah laku yang harus dimiliki oleh siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran. Langkah kedua adalah merinci materi pembelajaran yang diharapkan dapat menunjang pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Perlu juga dilakukan tes “entering behaviourlevel” yaitu untuk mengetahui kemampuan awal yangdimiliki siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai dasar untuk menentukan dari mana guru harus mengawali pembelajaran.
              Tujuan, isi dan entery behavior level menjadi dasar untuk menetapkan komponen pembelajaran yang lainnya, yaitu : menentukan strategi yang harus sesuai dengan karakteristik tujuan maupun materi yang diberikan juga termasuk mengatur dan mengelompok siswa. Pengelompokan siswa diselaraskan dengan waktu yang tersedia, dan ruang belajar yang tersedia. Penentuan media yang akan digunakan merupakan langkah selanjutnya. Menentukan media yang cocok digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan fasilitas pendukung lainnya. Seluruh kegiatan pembelajaran diakhiri dengan penilaian terhadap penampilan (performance) siswa disesuaikan dengan tujuan yang ditetapkan, dari penilaian ini guru dapat menentukan umpan balik untuk melakukan revisi rencana dan pelaksanaan pembelajaran.
              Pengkajian system pembelajaran yang dikembangkan oleh gerlach dan elly tersebut menempatkan komponren media sebagai bagian integral dalam keseluruhan system pembelajaran. Dengan demikian secara teoritis model tersebut menjadi dasar alasan mengapa kita perlu melakukan pemilihan terhadap media, agar memiliki kesesuaian dengan tujuan ( specification of objective), kesesuaian dengan isi (specification of content), strategi pembelajaran (determination of strategy) dan waktu yang tersedia (allocation of time)
2.1.2        Alasan Praktis Pemilihan Media
Terdapat beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84) sebagai berikut :
a.       Demonstration. Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek , kegunaan, cara mengoprasikan dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alat peraga dan pembelajaran.
b.      Falmiliarity. Penggunaan media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga secara terus menerus ia menggunakan media yang sama. Media yang baik adalah bersifat kotekstual sesuai dengan realitas kebutuhan belajar yang dihadapi siswa. Alasan familiarity tentu saja tidak selamanya tepat, jika tidak memperhatikan tujuannya. Meski demikian alasan ini cukup banyak terjadi dalam pembelajaran.
c.       Clarity. Untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit. Pada praktek pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunakan media atau tanpa media, metode yang digunakan dengan metode ceramah (ekspository), cara seperti memang menguasai materi, maka pembelajaran dapat berlangsung, namun apakah pembelajaran seperti ini akan berhasil? Cara pembelajaran seperti ini bersifat verbalistis. Informasi yang disampaikan guru tidak bersifat konkrit, jika guru tidak mampu secara spesifik dan detail menjelaskan pesan pembelajaran, maka verbalistis akan terjadi. Misalnya seorang guru IPA di Sekolah Dasar menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup, diantaranya bahwa makhluk hidup dapat bernafas dengan insang dan paru-paru. Jika guru tidak cermat mengemas informasi dengan baik hanya berceramah saja maka siswa yang tidak pernah tahu bentukinsang dan paru-paru akan membayangkan bentuk-bentuk yang tidak sesuai kenyataan. Disinilah peran media untuk membuat informasi lebih jelas dan konkrit sesuai kenyataan.
d.      Active Learning. Guru mengupayakan agar siswa harus berperan aktif secara fisik, mental dan emosional. Guru tidak selamanya mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan lain-lain namun diperlukan media untuk menarik minat dan gairah belajar siswa. Lesle J. Briggs (1979) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai “the physical means of conveying instructional content.....book, films, videotapes, etc. Briggs juga menyatakan bahwa media adalah alat untuk memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan untuk efektifitas belajar, Brown (1970) berpendapat bahwa media yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas program belajar mengajar. Contohnya guru memanfaatkan media CD Interaktif untuk mengajarkan materi fisika. Dengan CD Interaktif seorang siswa dapat lebih aktif mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian belajar, guru hanya mengamati, dan mereviu penguasaan materi siswa.
            Keberadaan media dapat diperoleh dengan cara memanfaatkan yang sudah ada, baik media realita yaitu media alami yang tersedia di alam sekitarnya. Media juga didapatkan dengan cara membeli. Membeli berarti tdak terjadi desain oleh pengguna, media yang sudah ada langsung dimanfaatkan oleh pengguna.
            Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik pembelajaran. Arif sadiman mengemukakan beberapa pertimbangan yang dapat dijadikan rujukan untuk membeli media, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
·         Pertanyaan pertama mempermasalahkan tentang kesesuaian antara media dan tujuan, pertanyaan ini ditempatkan paling awal karena dasar pokok pemilihan media adalah kesesuaian dengan tujuan.
·         Pertanyaan kedua, mengingatkan bahwa media harus disertai dengan informasi petunjuk penggunaan media, yang disebut manual book. Informasi ini penting karena pengguna tidak semuanya dapat langsung menggunakan media dengan benar. Beberapa media tertentu, misalnya media elektronik diperlukan juga informasi petunjuk pengoperasian dan cara pemeliharaan (maintenance). Contohnya OHP, LCD Projector dan kamera foto/video sering mengalami kerusakan, padahal belum lama dibeli, kerusakan sering terjadi pada lensa dan kerusakan mekanik, hal ini terjadi karena pengguna tidak mengetahui cara pemeliharaan media.
·         Pertanyaan ketiga, pembentukan tim ahli dilakukan jika sekolah akan mengadakan media dalam jumlah yang banyak sehingga membutuhkan biaya besar, untuk menghindari ketidakcocokan media tersebu, maka sebaiknya sekolah membentuk tim yang terdiri dari ahli media (media specialist) dan guru sebagai pengguna yang juga menguasai materi pelajaran (content specialist).
·         Pertanyaan keempat adalah apakah terdapat media di pasaran yang telah divalidasi atau diujicoba? Sebaik-baik media adalah telah dilakukan validasi, sebab proses validasi dilakukan menggunakan prosedur ilmiah yang hasilnya tidak perlu diragukan lagi.
·         Pertanyaan kelima adalah apakah media terssebut boleh direviu terlebih dahulu sebelum membeli? Hal ini kaitannya dengan pertanyaan ketiga ketika pihak sekolah akan membentuk tim, proses pembentukan tim ini dilakukan jika media yang dibeli diperbolehkan untuk direviu.
·         Pertanyaan keenam adalah apakah terdapat format reviu yang sudah dibakukan? Pertanyaan tersebut menjadi penting, karena salah satu syarat uji validitas adalah menggunakan instrumen yang juga sudah valid. instrumen yang sudah valid dan sudah dibakukan dapat digunakan oleh siapa saja, tidak harus melibatkan tim ahli lagi.

2.1.3        KRITERIA PEMILIHAN MEDIA

A.    Kriteria umum pemiihan media
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa beberapa pertimbangan mengapa orang melakukan pemiihan media. Secara singkat dapat dikatakan bahwa dasar pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan. Mc.M. Connel (1974) dengan tegas mengaakan “if the medium fits use it” artinya jika media sesuai maka gunakanlah. Dengan demikian cukup sederhana bukan? Namun demikian dalam aplikasinya tidak sesederhana bukan? Namun demikian dalam apikasinya tidak sesederhana itu, diperlukan satu pengkajian yang mendalam untuk sampai pada ketepatan dalam memilih media. Pertanyaan mendasar kemudian adalah unuk memperoleh kesesuaian tersebut, apakah yang menjadi indikaor atau kriterianya? Jawaban atas pertanyaan tersebut tidaklah mudah, namun diperlukan analisis terhadap fakor- fakor yang mempengaruhi kesesuaian media. Diantara fakor yang perlu diperhatikan diantaranya  : tujuan pembelajaran, krakerisik siswa, modalias belajar siswa  (auditif, visual, dan kineseik), lingkungan, ketersediaan fasilias pendukung dan lain-lain.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan  dalam pemilihan media. Namun secara teoritik bahwa setiap media memiiki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada afektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi beberapa krieria umum sebagai berikut :
1.      Kesesuaian dengan tujuan
2.      Kesesuaian dengan materi pembelajaran
3.      Kesesuaian dengan karakerisik pembelajar atau siswa
4.      Kesesuaian dengan teori
5.      Kesesuaian dengan gaya beajar siswa
6.      Kesesuaian dengan kondisi ingkungan, fasilias, pendukung, dan waku yang tersedia
Kriteria pertama, kesesuaian dengan tujuan( instructional goals). Perlu dikaji tujuan pembeajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiaan pembelajaran. Dari kajian tujuan insrukusional umum (TIU) atau tujuan insrukusional khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut. Selain itu analisis dapat diarahkan pada aksonomi tujuan dari boom, dkk apakah tujuan itu bersifat kognitif,afektif, dan psikomotorik. Begitu hanya dalam kurikulum berbasis kompetisi (2006), kriteria pemilihan media didasarkan atas kesesuaiannya dengan standar kompetensi, kompetensi dasar terutama indikator. Sebagai conoh lihatlah penggalan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berikut ini yang diambil dari kurikulum 2006.
Mata pelajaran                  : Teknologi informasi dan komunikasi
Kelas                                : X
Semester                           : 1
Standar kompetensi         : menggunakan sisem oprasi (operaing system ) untuk       manajemen file dan periferal
Kompetensi dasar
Materi pokok
Pengalaman beajar
Indikator pencapaian
Media yang dipilih
Melakukan oprasi dasar komputer menggunakan OS
Peran OS dalam komputer
·         Mencermati prosedur menghidupkan serta memainkan komputer
·         Mengikui penjeasan peran OS pada program kompuer
·         Mengamati secara teliti perintah-perintah OS yang ada
·         Mendemosasikan prosedur baku , menghidupkan dan memaikan komputer
·         Menunjukan posisi OS dan program aplikasi yang   terpasang
·         Mendeskripsikan perintah OS yang terpasang
·         Mengelola program apilkasi yang sedang berjalan
Komputer dan sofware sisem oprasi

Secara ekspisi tujuan pembelajaran akan ditemukan dalam rencana pembelajaran seperti diatas. Dari kolom diatas, dapat kita cermati jika sebuah pembelajaran TIK akan dilaksanakan dengan indikator seperti tampak diatas, maka indikator media yang sesuai adalah apa yang dibutuhkan dalam indikator, jika indikatornya adalah mencermai prosedur menghidupkan serta memainkan komputer, mengikuti penjelasan peran OS pada program komputer, mengamai secara teliti perintah- perintah OS yang ada. Maka media yang tepat adalah seperangkat hardware komputer dan satu cd sofware operating system.
Krieria kedua,  Kesesuaian dengan materi pembelajaran(instructional conen), yaitu bahan aau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauh mana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kia bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebu. Contohnya dapat dilihat pada kolom kriteria dua diatas. Di sana tertera dengan jelas materi pembelajaran, misalnya “peran OS dalam kompuer” dengan demikian media yang dianggap tepat adalah sesuai dengan materi yang diajarkan, jika pokok materinya itu maka komputer merupakan media yang dianggap paling tepat.
Krieria ketiga, kesesuaian dengan karakerisik pembelajar/siswa, dalam hal ini media harusnya familiar dengan karakerisiknya siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakerisik siswa, baik secara kuantitatif ataupun kualitatif (kuaias, ciri, dan kebiasaan ain) dari siswa erhadap media yang akan digunakan. Erdapa media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain. Misalnya, seorang guru tidak akan menggunakan media video atau film walaupun media tersebut umum dipandang baik apabila akan diajarkan pada siswa yang memiilki gangguan pada indra penglihatannya. Demikian juga untuk media audio untuk siswa yang mengalami gangguan pendengaran. Dengan demikian pemilihan media harus melihat kondisi siswa secara fisik teruama keberfungsian alat indra yang dimiikinya. Selain pertimbangan tersebut perlu juga diperhatikan aspek kemampuan awal siswa, budaya maupun kebiasaan siswa. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghindari respon negatif siswa, serta kesenjangan pemahaman antara pemahaman yang dimiiki pesera didik sebagai hasil belajarnya dengan isi materi yang terdapat pada media tersebut.
Krieria keempat, kesesuaian dengan teori. Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling suka dan paling bagus, namun didasarkan atas teori yang diangkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya. Pemilihan media bukan pula karena alasan selingan atau hiburan semata. Melainkan media harus merupakan bagian  dari keselruhan proses pembelajaran, yang fungsinya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivias pembelajaran.
Kriteria kelima, kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. Bobbi De Poer(1999:117) daam buku “quantum learning mengemukakan terdapat tiga gaya belajar siswa, yaitu: tipe visual, auditorial,dan kinestetik
Kriteria keenam, kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung dan waktu yang tersedia.bagaimana bagusnya sebuah media apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif. Misanya guru ipa merencanakan untuk mengadakan pembelajran dengan memanfaatkan tv edu, tentu saja guru tersebut harus mengalokasikan waku yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam tv edu tersebut. Media juga terkait dengan user atau penggunaaanya dalam hal ini guru, jika guru tidak memiliki kamanpuan untuk menggunakan media tersebut dengan baik, maka akan sia-sia, begitu hanya dengan fasilitas lainnya. Misalnya sekolah disebuah desa terpencil memberi perangkat komputer untuk mata pelajaran TIK, namun hal itu menjadi tidak berfungsi dengan baik, karena ternyata disekolah tersebut belum terpasang lisrik.


B.     Kriteria Khusus Pemilihan Media

Ericson (1993) memberi saran dalam mengembangkan kriteria pemilihan media dalam bentuk check list sebagai berikut :

NO
PERTANYAAN
KET
1
Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?

2
Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?

3
Apakah ada kaitannya dan mengena secara langsung dengan tujuan pembelajaran?

4
Bagaimana format penyajiannya diatur? Apakah memenuhi tata urutan yang teratur?

5
Bagaimana dengan materinya, mutakhir atau authentik?

6
Apakah konsep dan kecermatannya terjamin secara jelas?

7
Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar?

8
Apakah penyajiannya objektif?

9
Apakah bahannya memenuhi standar kualitas teknis?

10
Apakah bahan tersebut sudah melalui pemantapan uji coba atau validasi?


            Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata “ACTION”,yaitu akronim dari ; access, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
ACCESS
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media internet perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangut aspek kebijakan misalnya apakah murid diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus dapat memperoleh akses. Dalam hal ini media harus merupakan bagian dalam interaksi dan aktifitas siswa, bukan hanya guru yang menggunakan media tersebut.
COST
Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan kita, pada umumnya media canggih biasanya cenderung mahal namun, mahalnya biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun. Media yang efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai betul materi pelajaran maka akan memanfaatkan objek-obejek utuk dijadikan sebagai media dengan biaya yang murah namun efektif.
TECHNOLOGI
            Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tapi kita perlu perhatikan apakah technologinya tersedia dan mudah menggunakannya? Katakanlah kita ingin menggunakan media audio visual dikelas. Perlu kita pertimbangkan, apakah ada listrik, voltase listrik cukup dan sesuai?
INTERACTIVITY
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang dikembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Jadikan media itu sebagai alat bantu siswa beraktivitas, misalnya puzzel untuk anak SD, siswa dapat menggunakannya sendiri, menyusun gambar hingga lengkap, flash card dapat dikondisikan dalam bentuk permainan dan semua siswa terlibat baik secara fisik, intelektual, maupun mental.
ORGANIZATION
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya, apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah disekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar?
NOVELTY
Kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa. Diantara media yang relatif baru adalah media yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi khususnya penggunaan internet.


2.2  PROSEDUR PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN
A.    Format Pemilihan Media
Prosedur dalam memilih media secara umum terbagi dalam dua format, Arif Sadiman (1996: 87) mengemukakan dua format tersebut, yaitu flowchart, matrik dan checklist. Format flowchart menggunakan sistem pengguguran atau eliminasi dalam pengambilan keputusan pemilihan, jika salah satu ber-opsi tidak maka gugur dan berpindah pada langkah selanjutnya. Format matrik menangguhkan proses keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Format checklist sama denga format matrik, yaitu menangguhkan proses keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan. Dilihat dari penggunaannya dilapangan, model ckechlist lebih banyak digunakan sebagai bentuk baku sebagai pedoman dalam pemilihan media.
B.     Format Flowchart
Cabaceiros dalam Arif Sadiman (1996: 87) memberikan contoh model flowchart.
Proses pemilihan media dengan mengikuti alur/ flow dengan sistem pengguguran sampai pada satu keputusan akhir membeli atau tidak media tersebut. Misalnya pada suatu bagan terdapat permintaan pengadaan media bentuk film atau pihak sekolah menginginkan untuk pengadaan media film. Langkah pertama adalah mempertanyakan ada atau tidak media tersebut, jika ternyata sekolah sudah memilikinya maka dengan sendirinya sekolah tidak jadi membeli media film, namun ada pertanyaan untuk membeli media lain, jika ternyata tidak disetujui berarti pembelian media tidak jadi dilakukan.apabila ternyata pihak sekolah tidak memiiki dan disetujui pimpinan sekolah maka selanjutnya masuk pada alur yang mempertanyakan keberadaan dana yang dimiliki sekolah, apabila dana ada dan mencukupi selanjutnya megajukan permohonan pembelian dengan meimilih media film melalui katalog media. Sebaiknya sekolah meminta pihak penjual untuk diadakan review media untuk dilakukan evaluasi, dan hasil dari evaluasi itu menjadi keputusan akhir antara membeli atau tidak. Jika hasil evaluasi menunjukan kesesuaian media maka sekolah langsung mengusulkan untuk jadi membeli, jika hasil evaluasi menunjukkan ketidak sesuaian, maka tidak perlu membeli, bahkan perlu dicegah untuk, sebab kalau tidak jadi dibelipun sekolah mengalami kerugian dan tidak efisien.
Pemilihan Media untuk Belajar Mandiri (Gangne dan Reiser)
Gagne berpendapat bahwa pemilihan media harus berasarkan atas analisis terhadap tujuan pembelajaran. Berdasarkan kajian diatas menunjukkan bahwa pemilihan media didasarkan atas karakteristik tujuan, apakah tujuan tersebut bersifat penguasaan sikap verbal? Jika ya, maka kita harus mamilih media yang berorientasi untuk penanaman sikap, seperti: film, film bingkai, kaset dan video. Apabila tujuan pembelajaran tidak pada penguasaan sikap namun verbal maka pilihannya apakah bersifat visual atau tidak. Jika visual maka media yang cocok adalah terks bergambar, film bingkai, film rangkai, dan film. Apabila tidak dalam bentuk visual maka pilihannya audio dengan media cetak. Selain tujuan bersifat penguasaan sikap juga keterampilan. Apabila keterampilan berupa fisik maka media yang cocok adalah alat berlatih, sedangkan apabila keterampilantidak bersifat fisik maka pilihan medianya adalah komputer, belajar terprogram, CBI, dan TV interaktif.
Pembelajaran di sekolah dasar sudah dimungkinkan untuk menggunakan pembelajaran mandiri, misalnya dengan menggunakan CD pembelajaran interaktif dengan kemasan sederhana dan pengawasan dari guru. Jika ada permintaan untuk menggunakan media tersebut, perlu dianalisis dengan pola tersebut.

Pemilihan media untuk belajar mandiri (Gagne dan Reiser)
Gegne berpendapat bahwa pemilihan media harus berdasarkan atas analisis terhadap tujuan pembelajaran. Dari bagan tersebut menunjukkan bahwa pemilihan media diadasarkan atas karakteristik tujuan bersifat penguasaan sikap verbal atu tidak. Pola tersebut bisa dijadikan analisis jika pembelajaran di sekolah dasar sudah dimungkinkan untuk menggunakan pembelajaran mandiri.
C.    Format Matriks
Format matriks berbentuk kolom yang mengkaitkan dan mencocokkan satu variabel media dengan variabel lainnya. Jika pada tabel terdapat aspek yang dianalisis kesesuaiannya adalah media dengan pembelajarannya, maka variabel yang termasuk pengendalian diantaranya portabel. Portabel adalah kemudahan media tersebut untuk dipindahkan, dalam kata lain portabel berarti kepraktisan media tersebut untuk digunakan. Aspek lain yang termasuk pengendalian media adalah siap digunakan setiap saat artinya tidak tergantung pada aspek lain, terkendali, dapat digunakan secara mandiri artinya siswa pada saat menggunakan media tersebut tidak selamanya tergantung pada guru namun dapat digunakan oleh siswa.
Yang harus di lihat pertama kali ketika menggunakan matrik adalah aspek pengendalian dari media tersebut. Cara kedua dapat juga berangkat dari media yang dipilih, kemudian di cocokan dengan karakteristiknya terutama aspek pengendalian dari media tersebut, dengan sendirinya jika media tersebut ternyata tidak sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan maka tidak akan dipilih dan digunakan. Selain pemilihan media dengan menggunakan format matrik juga dapat menggunakan indikator/variabel lain, misalnya membuat indikator media dilihat dari segi kelebihan media tersebut dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

D.     Format Checklist
            Format evaluasi terhadap media dapat menggunakan checklist (memberikan penilaian dengan memberi tanda dan memberi nilai pada rentang penilaian media). Kita tinggal mengisi data yang tersedia, memilih media yang dievaluasi dan melingkari nomor skala yang mendekati penilaian kebutuhan media yang dapat disesuaikan dengan keperluan sekolah tertentu.

2.3  PROSEDUR PEMILIHAN MODEL ASSURE
            Pemilihan media dapat menggunakan pola ASSURE model dari Heinich, Molenda dan Russel. Menurut model ini apabila kita ingin mengikuti model ASSURE kita harus memenuhi prosedur tahap-tahap berikut ini.
A. Analisis Learner Characteristics
            Ini merupakan tahap pertama. Tahap pertama ini adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa. Karakteristik siswa dibagi menjadi dua, yaitu umum dan khusus. Karakteristik umum ini berkaitan dengan usia, pengalaman belajar, latar belakang keluarga, sosial budaya dan ekonomi. Karakteristik khusus ini berkenaan dengan pengetahuan, skill dan sikap siswa tersebut. Secara psikologis, pada masa anak sekolah dasar, anak menuntut informasi yang konkrit, jelas, sederhana dengan pembelajaran yang menyenangkan. Pelajaran menyenangkan ini sangat berpengaruh pada keterampilan berpikir siswa. Keterampilan berpikir ini dibagi menjadi dua yaitu keterampilan berpikir dasar (berpikir rasional dari proses mental sederhana menuju yang lebih kompleks) dan keterampilan berpikir kompleks (perpaduan antara berpikir rasional dan berpikir kompleks)
B. State Objectives
            Langkah selanjutnya yaitu menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Tujuan atau kompetensi dasar ini berupa: (1) Standar Kompetensi Peserta Didik (ukuran kemampuan minumal yang mencakup kemampuan). (2) Kompetenai Dasar (penjabaran kompetensi peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit). (3) Indikator pencapaian (merupakan pencapaian hasil belajar).
            Kompetensi dibagi menjadi lima macam yaitu:
a.       Kompetensi kognitif
b.      Kompetensi afektif
c.       Kompetensi penampilan
d.      Kompetensi produk
e.       kompetensi eksploratif

C. Select, Modify or Design materials
            Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, modifikasi media yang sudah ada atau merancang sendiri sesuai kebutuhan. Jenismedia yang dipilih yakni: audio, ctak, audio-cetak proyeksi visual diam, proyek visual diam dengan audio, visual gerak, visual gerak dengan audio, benda dan komputer.
D. Utilize Materials
            Setelah media dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan media: siapkan waktu yang cukup untuk pemasangan alat media, patikan media tersebut dapat digunakan dengan cara dicoba telebih dahulu.
D. Require Learner Response
            Selanjutnya perlu diperhatikan bagaimana respon siswa terhadap media pembelajaran tersebut. Kita harus ingat, bahwa pembuatan media itu haus yang dipahami, dimengerti dan memudahkan siswa. Media tidak hanya kemasan saja, namun harus bisa menyampaikan pesan. Respon siswa ini ada negatif dan positif. Respon siswa dapat dilihat dari ekspresinya. Untuk mengetahui respon siswa, guru dapat menanyakan secara langsung atau membagikan angket tentang media pembelajaran tersebut.
E. Evaluate
            Tahap teakhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan sesuatu proses pembuatan keoutusan tentang nilai suatu objek. Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur kemampuan siswa sampai dimana mereka memahaminya. Evaluasi bertujuan untuk:
1.      mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa
2.      mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa
3.      mendiagnosis kesulitan belajar siswa
4.      mengetahui hasil pembelajaran
5.      mengetahui pencapaian kurikulum
6.      mendorong siswa untuk belajar
7.      mendorong guru untuk belajar lebih baik.
Dengan demikian, penilaian berfungsi untuk kepentingan siswa dan guru.
2.4  PROSEDUR PEMILIHAN MODEL ANDERSON
  1. Langkah awal adalah menentukan karakteristik pesan yang akan disampaikan, apakah pesan tersebut berupa fakta, konsep, gagasan, hukum, teori yang sifatnya konseptual. 
  2. Tahap dua, mengkaji bagaimana metode yang teoat sesuai dengan karakteristik pembelajaran.
  3. Pesan pembelajaran perlu dianalisis lebih oprasional terutama kaitannya dengan karakteristik tujuan. 
  4. Menentukan media pembelajaran yang cocok dengan tujuan yang seuai dengan karakteristik siswa.
  5. Evaluasi pakah media tersebut cocok atau tudak untuk siswa.
  6. Melakukan perencanaan untuk pengembangan dan produksi media.

1 komentar:

ulekyjacci mengatakan...

Permanently Replaced in the UK - Titanium Magnetic Engineering
It is a high quality, fully reversible replica of the famous Golden ridge titanium wallet Spade (Gold), galaxy watch 3 titanium which is ford focus titanium hatchback approximately 1,200 titanium gold times smaller than the titanium flash mica original,